oleh : Syaikh Shalih bin Fauzan al-Fauzan hafizhahullah
Dalam sebuah khutbahnya yang berjudul ‘Memadukan antara Khauf/Rasa Takut dan Roja’/Harapan’, Syaikh Shalih bin Fauzan al-Fauzan hafizhahullah mengatakan :
فمن اتبع شهواته المحرمة دخل النار، ومن فطم نفسه عن شهواتها المحرمة دخل الجنة وهذا هو جهاد النفس يا عباد الله، وهو أول أنواع الجهاد في سبيل الله، فمن لم يجاهد نفسه فإنه لا يجاهد غيره، بل لابد من جهاد النفس وإلزامها بطاعة الله حتى يأخذها إلى الخير ويأخذها إلى سعادتها: (قَدْ أَفْلَحَ مَنْ زَكَّاهَا*وَقَدْ خَابَ مَنْ دَسَّاهَا)، والعاجز من أتبع نفسه هواها وتمنى على الله الأماني.
Barangsiapa lebih memperturutkan keinginan-keinginan nafsunya yang diharamkan maka dia akan masuk neraka. Barangsiapa yang mengendalikan dirinya dari melepas berbagai keinginan nafsunya yang diharamkan maka dia akan masuk surga. Inilah jihadun nafs (perjuangan menundukkan hawa nafsu), wahai hamba-hamba Allah…
Inilah bentuk jihad fi sabilillah yang paling pertama. Barangsiapa tidak berjihad menundukkan nafsunya maka dia tidak akan bisa berjihad untuk melawan selainnya. Bahkan semestinya berjihad menundukkan nafsu terlebih dulu dan berjuang menaklukkan jiwanya agar tunduk melakukan ketaatan kepada Allah sehingga dengan itu dia akan menuntun jiwanya menuju kebaikan dan kebahagiaan.
Allah berfirman (yang artinya), “Sungguh beruntung orang yang menyucikan jiwanya dan sungguh merugi/celaka orang yang mengotorinya.” Orang yang gagal itu adalah orang yang lebih memperturutkan keinginan hawa nafsunya dan berangan-angan untuk mendapatkan berbagai keutamaan/pahala dari Allah.
Sumber : http://www.alfawzan.af.org.sa/node/14323